Informasi ini kemudian bakal dimanfaatkan oleh pelaku phishing untuk mengakses rekening, melakukan penipuan kartu kredit atau memandu nasabah untuk melakukan transfer ke rekening tertentu dengan iming-iming hadiah.
Tercatat dua bank besar Indonesia menjadi sasaran phishing, dimana nasabah dari kedua bank tersebut memperoleh email dengan dalih re-aktivasi rekening.
Notifikasi peringatan dari salah satu bank nasional sasaran phishing
Menurut perusahaan keamanan Eset, hingga saat ini masih banyak user yang terjebak dan menjadi korban phishing. Nah, jawaban untuk bagaimana meredam aksi tidak terpuji itu adalah dengan edukasi!
"Bagi banyak orang, phishing dan serangan malware adalah isu baru," kata Eset, dalam keterangannya kepada detikINET.
"Dan pada kenyataannya akan semakin banyak orang yang akan menggunakan internet sebagai media transaksi keuangan -- online banking, selain karena efektifitas waktu, biaya, juga karena kenyamanan atau bahkan bank-bank tertentu meniadakan layanan cara lama dalam bertransaksi sehingga topik phishing perlu banyak disebarluaskan," lanjutnya.
Jadi bisa diperkirakan, bakal semakin banyak orang harus mengubah pola transaksinya dari cara manual menjadi online. Kelompok nasabah tersebut sangat rawan terjebak dan menjadi korban phishing.
Technical Consultant PT. Prosperita - ESET Indonesia, Yudhi Kukuh mengingatkan bahwa kejahatan internet berbentuk phishing ini telah banyak memakan korban terkait dengan online banking, maka seharusnya pihak bank juga terlibat dalam melakukan edukasi terhadap masyarakat.
"Edukasi tersebut diberikan setidaknya bagi nasabah baru dalam menggunakan fasilitas online banking di bank mengingat di tahun 2012 serangan phishing diprediksi akan meningkat," ia menandaskan.
Beberapa minggu terakhir ini sendiri di Indonesia ditemukan metode baru dalam menjalankan phishing. Eset menyatakan bahwa phishing metode baru ini muncul dalam bentuk email yang di dalamnya terdapat attachment berextention 'htm' atau 'html'.
{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }
Mari Berkomentar